Rabu, 15 Mei 2013

Images for sampul

1. THINKING Materi • Berpikir merupakan aktivitas memanipulasi / menata kembali ( rearrangement ) informasi-informasi yg didapat dari lingkungan & simbol2 yg disimpan di Long term memory. • Proses-proses berpikir : 1. Problem Solving ( Penyelesaian masalah ) : usaha untuk menemukan jalan yang sesuai dalam mencapai tujuan ketika tujuan belum tercapai. 2. Decision making ( Membuat keputusan ) : proses yang melibatkan evaluasi alternatif dan membuat pilihan antara alternatif tersebut. 3. Creative thinking ( Berpikir kreatif ) : kemampuan memikirkan sesuatu yg belum terpikirkan sebelumnya atau dengan cara-cara yang tidak biasa. Teori Feldman, 2008 : The manipulation of mental representations of information 2. LANGUAGE Materi • Bahasa adalah alat berpikir dan alat berkomunikasi → menyampaikan isi pikiran dalam bentuk verbal dan non verbal. Teori • Teori transformational grammar : 1. Deep Structure : metode pengorganisasian bahasa dengan aturan frase struktur tertentu 2. Surface Structure : ekspresi aktual dari deep structure yang diucapkan • Hukum transformational : mengubah deep structure menjadi surface structure, sehingga organisasi deep structure yang sama diekspresikan dalam berbagai macam surface structure. 3. MOTIVATION Materi • Motivasi adalah :Kekuatan yang mendorong & menarik untuk terjadinya tingkah laku yang menetap yang diarahkan pada tujuan tertentu • Fungsi motivasi : 1. Inference / menyimpulkan 2. Explanation / menjelaskan 3. Prediction / meramalkan • Siklus motivasi : 1. Driving state / kebutuhan 2. Goal directed / tingkah laku 3. Goal / tujuan Teori Drive theories : merupakan teori yang menekankan aspek pendorong terjadinya perilaku. 4. AGRESI, FRUSTASI, KONFLIK Materi • Agresi : Tingkah laku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain • Frustasi : Terhalangnya tingkah laku yang terarah menuju goal • Konflik : reaksi emosional yang mungkin muncul, seperti : takut, marah, benci, sebel, dll. • Jenis-jenis konflik : 1. Approach – Approach Conflict : konflik antara 2 tujuan yang sama menariknya positif pada saat yang sama. 2. Avoidance – Avoidance Conflict : konflik antara 2 tujuan yang sama –sama tidak menyenangkan negatif pada saat yang sama. 3. Approach – Avoidance Conflict : individu tertarik pada tujuan / goal yang positif, tetapi juga mempunyai valensi negative. • Beberapa tingkah laku yang mungkin muncul saat menghadapi konflik : 1. Menghindar / melarikan diri 2. Membiarkan / mengambang 3. Menghadapi dengan cara : Negosiasi & dominansi Teori • Bandura : terbentuknya agresi melalui modeling / imitasi ( Social learning theory ) 5. EMOTION Materi • Reaksi tiap individu pada suatu kondisi dan akan berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis dan perilaku, serta memiliki rentang tertentu. Teori • James Lange Theory : Emosi yang dirasakan merupakan persepsi dari perubahan tubuh. Kesimpulan : Pengalaman emosi terjadi sesudah perubahan-perubahan tubuh. 6. STRESS AND COPING STRESS Materi • Stres adalah keadaan internal yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik terhadap tubuh atau oleh situasi lingkungan / social yang dinilai secara potensial berbahaya, membebani, tidak terkontrol atau melebihi sumber daya untuk coping. • Coping adalah usaha kognitif atau tingkah laku yang mengarah pada proses pemecahan masalah & keseimbangan emosional pada diri seseorang sebagai akibat adanya situasi yang dinilai menekan atau mengancam dirinya. • Menurut Lazarus & Folkman, berdasarkan fungsi coping ada 2 kategori besar, yaitu : 1. Problem focus coping : upaya untuk mengatasi stress langsung pada sumber stress, baik denga cara mengubah masalah yang dihadapi, mempertahankan tingkah laku maupun mengubah kondisi lingkungan. Bentuknya : confrontive coping, planful problem focus coping, accepting responsibility, seeking social support. 2. Emotion focus coping : coping yang bertujuan meredakan, mengatur tekanan emosional, mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi. Bentuknya : seeking social, self control, escape avoidance, positive reappraisal, distancing. Teori • Perubahan dalam kehidupan bisa merupakan stressor ( Social Readjusment Rating Scale, Holmes & Rahe 1967 ) 7. SOCIAL PERCEPTION Materi • Kesan dan persepsi kita pada orang lain → merupakan kesimpulan dari tingkah laku orang tersebut. Teori • Teori-teori pembentukan impresi : 1. Implicit Personality Theory : Bagaimana menggeneralisasikan prediksi kita tentang orang lain lebih jauh dari info yang ada. 2. Combining Information Theory : Membuat penilaian yang utuh dan sejauh mana hubungan dengan seseorang itu dirasakan menyenangkan. 3. 3. Stereotypes : Mirip dengan Implicit Personal Theory, bedanya stereotype berkonotasi negatif dalam arti prejudiced expectation. 4. 4. Attribution : Penyimpulan berdasarkan personal thought, motives, feeling, traits, intense. • Penelitian Asch & Zukier ( 1984 ), bahwa kontradiksi dapat dijelaskan dalam : 1. Hubungan sebab akibat 2. Memisahkan kedua trait dalam situasi yang berbeda 8. SOCIAL INFLUENCE Materi • Social Influence : Kehadiran orang lain dapat meningkatkan performance “ Jadi kehadiran orang lain mempunyai efek social facilitation. • Imitation : perubahan pada tingkah laku person merupakan peniruan pada tingkah laku agen. • Social Conformity : merupakan situasi dimana individu mengubah belief & tingkah lakunya menjadi sama dengan orang lain dalam kelompok Teori • Floyd All Port ( 1920 ) & John F. D. ( 1930 ) : Menemukan hal yang kontradiktif yaitu kehadiran orang lain meningkatkan performance, tetapi juga meningkatkan kesalahan. 9. ATTITUDE Materi • Merupakan ekspresi dari derajat penilaian kita pada suatu obyek sikap. • Faktor yang berperan dalam mengubah sikap : 1. Sumber informasi 2. Isi informasi 3. Penerima informasi Teori Theory cognitive response analysis ( Greenwald, 1968 ) : individu tidak hanya sekedar bereaksi pada info eksternal tetapi mengolah info tersebut. 10. INTELEGENCY Materi • Merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional • Faktor yang mempengaruhi inteligensi : 1. Faktor bawaan 2. Faktor lingkungan • Menurut penelitian Zajonc, inteligensi dipengaruhi oleh : 1. Kualitas inteligensi orang tua, serta kondisi anak pada saat pembentukan dalam kandungan. 2. Gizi selama pertumbuhan 3. Rangsangan-rangsangan intelektual yang memberikan sumber pengalaman pada masa-masa sensitif. Teori W.Stern : Intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru. 11. PERSONALITY Materi • Susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis yang menentukan penyesuaian yang unik dari individu. Teori • Teori Sigmund Freud : usaha memahami symptom dan sumber symptom terutama di memori yang terdalam. Prosesnya adalah menggali data dengan rekonstruksi dan menghidupkan masa lalu, antara lain melalui hipnose, free association, dream analysis. Dari proses tersebut, Freud menemukan 3 bagian utama : 1. Struktur kepribadian : ID, Ego, Super ego 2. Dinamika kepribadian : Motive Concious >< unconscious 3. 3. Fase perkembangan psikoseksual : Oral, anal, phallic, latent, genital 12. PSIKOLOGI ABNORMAL Materi • Salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari gangguan-gangguan psikologis, emosional, sosial & perilaku menyimpang Teori • Menurut Freud, munculnya neurosis disebabkan oleh : 1. Adanya usaha yang berlebihan untuk mempertahankan diri atau usaha yang berlebihan untuk menghindari konflik & rasa cemas. 2. Individu gagal mempertahankan diri terhadap kecemasan dan mengalami kecemasan secara langsung dan intens. 13. TERAPI GANGGUAN PSIKOLOGIS Materi • Terapi yang digunakan untuk membantu penyembuhan pada pasien dengan gangguan psikologis Teori • Beberapa konsep pendekatan behaviora therapy : 1. Teknik operant conditioning → Skinner 2. Teknik classical conditioning → Ivan Pavlov 3. Teknik modeling → Bandura 14. PSYCHOLOGY ASSESMENT & TESTING Materi • Teknik yang terstruktur untuk menghasilkan sampel perilaku yang diseleksi sacara hati-hati Teori • Macam-macam test : 1. Achievement test : mengukur apa yang telah dipelajari seseorang 2. Ability test : mengukur apa yang dapat dipelajari/inner potential 3. Personality test : mengukur minat, sikap, cara seseorang berespon secara emosional & cognitive terhadap orang lain.

catatan lagi

Perbedaan perilaku anak ADHD dengan anak Gifted Perilaku Anak ADHD • Kurang perhatian pada semua situasi. • Mudah menyerah jika tidak ada hasilnya langsung. • Sulit menaati peraturan. • Sangat aktif dan memiliki perhatian yang acak atau random. • Tidak mampu menyelesaikan tugas yang diminatinya. • Sering kali tertinggal dalam membuat tugas. Perilaku Anak Cerdas Istimewa (gifted) • Kurang perhatian, mudah bosan, suka mengkhayal pada situasi yang spesifik. • Memiliki toleransi yang rendah pada tugas yang terlihat tidak relevan. • Sulit taat pada hal-hal yang tidak rasional dan banyak bertanya mengenai peraturan. • Memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, tetapi perhatiannya tetap fokus. • Mampu menyelesaikan tugas yang diminatinya. • Mampu menyelesaikan tugas dengan cepat. Autisma Apa itu Autisma? Istilah “autistic” berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya “self”. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan seseorang yang bersibuk diri dengan dunianya sehingga kelihatan tidak tertarik kepada orang lain. Anak dengan autisma memang seperti memiliki “dunia” sendiri. Gangguan yang terjadi pada fungsi otak membawa anak autistik mengalami masalah pada: interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan pola tingkah laku yang repetitif (berulang) serta minat yang sempit. Autisma merupakan gangguan perkembangan yang kompleks. Setiap anak autistik memiliki ciri-ciri berbeda. Sebagian anak dengan kondisi yang berat menunjukkan ciri yang menyolok, sementara yang lainnya hanya menunjukkan beberapa ciri yang tidak terlalu kentara. Sebagian anak membutuhkan penanganan individual dan tetap tergantung pada orang lain sampai dewasa, sementara yang lainnya bisa belajar di sekolah umum dan mampu mandiri. Rentang yang luas dari keadaan anak-anak penyandang autisma dikenal dengan sebutan “Autistic Spectrum Disorder” (ASD). Identifikasi karakteristik pada anak autistik bisa dilakukan dengan melihat ciri-ciri yang khas pada anak, antara lain: kesulitan dalam interaksi dengan orang lain, hambatan dalam berbicara dan berkomunikasi, tingkah laku yang berulang, gangguan perilaku agresif dan hiperaktivitas, kelekatan dengan benda-benda, gangguan sensori, dan perkembangan yang tidak seimbang pada masa tumbuh kembang. Mengapa Intervensi Dini Sangat Penting? Intervensi dini mencakup tindakan penanganan pada usia 0-3 tahun. Beberapa riset menunjukkan bahwa intervensi dini mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam mengurangi gejala-gejala spektrum autisma. Penelitian membuktikan perkembangan otak pada anak usia dini sangat fleksibel sehingga sangat mungkin menghasilkan kemajuan berarti yang mempengaruhi pengembangan kemampuan kognitif, komunikasi, dan interaksi sosial anak ke depan menjadi lebih baik. Disleksia Apa itu Disleksia? Kata disleksia berasal dari kata “dys” yang berarti gangguan atau ketidakmampuan, dan kata “lexis” yang menunjuk kepada kata-kata atau berbahasa. Dari asal katanya disleksia berarti gangguan/ketidakmampuan dalam berbahasa dan mengeja kata. Disleksia bukan disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar, kerusakan indera, atau kondisi lingkungan. Disleksia disebabkan karena adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang memengaruhi persepsi visual anak terhadap objek huruf, angka, atau kata. Anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, menyimak, dan berhitung. Disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik/khusus (specific learning disabilities). Fakta-fakta tentang disleksia menunjukkan bahwa satu dari lima pelajar atau 15-20 % anak usia sekolah dasar mengalami disleksia dengan variasi dalam tingkat keparahannya. Kebanyakan orang yang punya kemampuan membaca buruk, 70-80 % adalah “dyslexic”. Meski mengalami gangguan dalam belajar, anak dengan disleksia memiliki intelegensi normal, bahkan di atas rata-rata. Albert Einstein, Lee Kuan Yew, Tom Cruise adalah orang-orang dengan disleksia. Mengapa Intervensi Dini Sangat Penting? Disleksia adalah gangguan belajar yang bersifat menetap seumur hidup. Karena itu penanganan terhadap disleksia membutuhkan deteksi sejak awal terhadap gejala yang terjadi pada anak, yang kemudian diikuti dengan intervensi berupa metode-metode pengajaran yang kreatif termasuk penggunaan teknologi, agar anak dengan disleksia mampu mengejar “ketertinggalan”. Intervensi dini berarti kemudahan bagi anak untuk melanjutkan studinya. Intervensi khusus bisa diberikan melalui pendekatan konseling pada anak. APA ITU GANGGUAN BICARA DAN BAHASA? “SPEECH AND LANGUAGE DISORDER” Yang dimaksud dengan gangguan bicara dan bahasa adalah terjadinya gangguan atau keterlambatan pada anak dalam berbicara atau menggunakan bahasa di dalam kehidupan sehari-harinya. Anak mengalami keterlambatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan di usianya. Gangguan bicara dan bahasa berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut, seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan ini bisa dimulai dari bentuk yang paling sederhana, seperti bunyi suara yang ‘tidak normal’ (sengau atau serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk berbicara dan makan. Yang termasuk dalam gangguan wicara dan bahasa antara lain: gangguan perkembangan artikulasi, gangguan kelancaran berbicara (gagap), terlambat bicara dan bahasa, gangguan Dysphasia dan Aphasia (ketidakmampuan membentuk kata dan menangkap arti kata), gangguan disintegratif pada kanak-kanak, gangguan “Multisystem Development Disorder” (anak yang mengalami gangguan komunikasi, sosial, dan sensoris) Bagaimana Tanda Ketika Orangtua Harus Khawatir Dengan Perkembangan Bicara Dan Bahasa Anak? Orangtua harus waspada dan khawatir jika anak mengalami keterlambatan bicara yang berat dengan tanda-tanda sebagai berikut: - Sampai dengan usia 10 minggu, anak tidak mau tersenyum sosial. - Pada usia 3 bulan, anak tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban. - Pada usia 6 bulan, anak tidak mampu memalingkan mata dan kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau sampingnya. - Sampai dengan usia 8 bulan, anak tidak ada perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. - Pada usia 10 bulan, anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri. - Pada usia 15 bulan, anak tidak berbicara, tidak mengerti dan memberikan reaksi terhadap kata-kata jangan, dadah dan sebagainya. - Pada usia 18 bulan, anak tidak dapat menyebutkan 10 kata tunggal. - Sampai usia 20 bulan, anak tidak mengucapkan 3-4 kata. - Pada usia 21 bulan, anak tidak memberikan reaksi terhadap perintah (misal: duduk, kemari, berdiri). - Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh dan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 kata. - Setelah usia 24 bulan, anak hanya memiliki perbendaharaan kata yang sangat sedikit atau tidak memiliki kata-kata huruf z pada frase. - Pada usia 30 bulan, ucapan anak tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganya. - Pada usia 36 bulan, anak belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana, belum dapat bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana, dan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh orang di luar keluarganya. - Pada usia 3,5 tahun, anak selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (misalnya ‘ca’ untuk cat, ‘ba’ untuk ban, dan lain-lain). - Setelah usia 4 tahun, anak berbicara dengan tidak lancar (gagap). - Setelah usia 7 tahun, anak masih suka melakukan kesalahan dalam pengucapan. - Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas (sengau atau bindeng) yang nyata atau memiliki suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras, tidak dapat didengar, dan secara terus-menerus memperdengarkan suara serak. Metrotvnews.com: Ada beberapa gejala di Indonesia yang dianggap sebagai gangguan kesehatan. Padahal, anggapan itu hanyalah mitos. Demikian dikatakan Dokter Sonia Wibisono dalam Wide Shot Metro TV, Rabu (15/5). Sonia lebih menyarankan masyarakat menonton acara-acara yang membahas dunia kesehatan. Sehingga, masyarakat dapat membedakan mitos dan fakta terkait kesehatan. Masyarakat pun menjadi sadar akan pentingnya menerapkan kesehatan. Berikut sejumlah mitos kesehatan yang beredar di masyarakat: * Tangan berkeringat gejala sakit jantung? MITOS. Tangan berkeringat bukan gejala penyakit jantung. Ciri penyakit jantung yaitu dada sesak serasa ditekan. Saat banyak beraktivitas, seperti naik turun tangga, napas menjadi sesak. Bila tangan berkeringat, itu akibat kondisi saraf yang terlampau sensitif atau hipersensitif. Selain itu, orang yang tangannya berkeringat lebih gampang berdebar-debar. Biasanya, tangan berkeringat saat seseorang sedang gugup. Ada pula penyakit lain, hypertiroid. Tangannya berkeringat dan bergetar, tubuhnya kurus, dan mudah deg-degan. Itu terjadi akibat pacuan metabolisme tubuh manusia lebih tinggi terhadap infeksi, tumor, atau kanker. Penderitanya harusnya memeriksakan kesehatan ke dokter dan melakukan check-up teratur sejak usia 30 tahun. * Kerokan dapat menyembuhkan masuk angin? MITOS. Kerokan berujung pada ketagihan. Kerokan sangat berbahaya karena akan membuka pori-pori dan menyebabkan luka di kulit. Pori-pori yang sudah terbuka dan rusak akan menjadi lebih gampang untuk masuk angin lagi. Kedokteran di luar negeri tak mengenal istilah masuk angin, tapi kedinginan. Pada saat dingin, daya tahan tubuh menurun. Berbagai infeksi berpotensi terjadi. Kerokan malah memudahkan seseorang mengalami kondisi tersebut. Bila masuk angin, pijat saja. Di dunia belahan timur, pijatan dipercaya dapat melancarkan aliran daerah, termasuk untuk para bayi. Jadi, dokter menganjurkan pijatan untuk menangani masalah tersebut. * Berselimut tebal dapat menurunkan demam? MITOS. Dulu, orang-orang menyelimuti diri mereka agar berkeringat dan suhu panas saat demam pun turun. Namun penelitian terbaru menyebutkan orang yang sedang demam tak baik mengenakan selimut tebal. Sebab, racun atau infeksi sulit keluar dari tubuh. Memakai selimut tebal dikhawatirkan dapat membuat organ-organ tubuh meradang. Jadi saat demam, jangan selimuti tubuh Anda. Minumlah obat. Beristirahatlah di kamar dengan suhu sedang, artinya tak terlalu dingin atau panas. * Tangan kaki sering kesemutan gejala stroke? MITOS. Kondisi kesemutan lama dan terus menerus belum tentu gejala stroke. Itu bisa saja ada gangguan pada saraf tepi. Salah satu gejala stroke itu adalah lumpuh setengah badan dan bicaranya tidak jelas alias pelo. * Lebam di bagian tubuh karena dijilat setan? MITOS. Lebam biasanya terjadi karena ada pembuluh darah yang pecah. Mungkin, gangguan pendarahan atau pembekuan darah. Jadi sebaiknya cek ke dokter mengenai pembekuan darah dan pembuluh darah. * Naik sepeda motor malam-malam sebabkan paru-paru basah? MITOS. Kamus kedokteran tak mengenal istilah paru-paru basah. Kondisi itu terjadi akibat radang pada bronkitis, namun belum menyerang avelus. Itu terjadi akibat batuk pilek terus menerus dan tak diobati atau kebiasaan merokok. Paru-paru basah bukan terjadi karena naik motor malam-malam. Mungkin, mengendarai sepeda motor dapat membuat tubuh merasa dingin dan menurunkan daya tahan tubuh, terutama jika tidak mengenakan jaket. * Pada saat datang bulan tidak boleh makan ketimun? MITOS. Tidak ada hubungannya antara makanan dengan datang bulan. Tidak ada pantangan makanan saat datang bulan. Malah perempuan yang sedang menstruasi dianjurkan makan makanan mengandung zat besi. * Jika ingin anak laki-laki banyak makan daging saat hamil, tapi jika ingin anak perempuan banyak makan sayur? MITOS. Tidak ada yang memastikan jenis kelamin anak selain Tuhan atau selain bayi tabung. Sebab, pemilihan jenis kelamin bayi tabung dapat dilakukan. Memang, ada penelitian yang mengatakan bahwa kalau ingin anak laki-laki, organ intim wanita harusnya dalam kondisi basah atau alkalin. Sehingga sperma berkromosom Y atau XY menyukainya dan menghasilkan anak laki-laki. Kondisi itu didapat dengan mengonsumsi daging. Namun, itu tak terlalu terbukti. * Gigit Handuk menguatkan gigi? MITOS. Anda tidak perlu mengutkan gigi dengan menggigit handuk. Anda cukup menggosok gigi dengan teratur. * Tidur siang menyebabkan gemuk? MITOS. Namun Anda akan gemuk bila banyak makan dan kurang beraktivitas. * Minum air es bisa membuat gemuk? MITOS. Justru, minum air dingin lebih banyak membakar kalori ketimbang air biasa. Tapi, minum air dingin dapat meningkatkan nafsu makan sehingga berisiko gemuk. * Makan biji jambu sebabkan usus buntu? MITOS. Hingga kini, belum ditemukan penyebab usus buntu. (Lesi Setiawati)

flash disk

Disusun Oleh : Nama : Eprian Kelas : PS5 B Nim : 10181001 fakultas : psikologi 1.perilaku nakal remaja Pola pikir remaja (persepsi) 2.tokoh-tokohnya 1). 14 remaja yang tergabung keluarga besar “L”, Ciputat 2.).warga sekitar yaitu belasan warga “N”3.) pihak kepolisian yang mencoba membubarkan pukul lima pagi sebagai korban, pelaku remaja keluarga besar “L”, Ciputat vs belasan warga “N” yang melakukan saling balas lempar petasan dan batu lalu karena panik terkepung warga dan polisi yang hendak membubarkan sehingga melompatnya 14 para remaja ke situ (danau) 3. temanya” tragedi melompatnya 14 para remaja ke situ (danau) karena panik terkepung warga dan polisi yang hendak membubarkan“ 4. model pendekatan individual Model pendekatan kognitif dan perilaku Narasi deskriftif Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat . Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran. Dari aspek fisik,tawuran dapat menyababkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan yang parah pada kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu.sedangkan aspek mentalnya , tawuran dapat menyebabkan trauma pada para siswa yang menjadi korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia. Setelah kita tahu akar permasalahannya , sekarang yang terpenting adalah bagaimana menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orang tua , guru/sekolah dan pemerintah. Pendidikan yang paling dasar dimulai dari rumah.Orang tua sendiri harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik juga barangkali perlu dirubah.Orang tua seharusnya tidak mendikte anak, tetapi memberi keteladanan.Tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak Menanamkan dasar-dasar agama pada proses pendidikan. Tidak kalah penting adalah membatasi anak melihat kekerasan yang ditayangkan Televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses pendidikan.Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan yang positif sehingga bisa menjadi tuntunan buat anak.Untuk membatasi tantonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua.Karena internetpun dapat diakses secara bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi Filter yang baik buat anak adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun.Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah. Peranan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran pada jam – jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua peran BK ( Bimbingan Konseling harus diaktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, Membatu menemukan solusi bagi siswa yang mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat dicegah. Yang ketiga mengkondisikan suasana sekolah yang ramah dan penuh kasih sayang . Peran guru disekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggatikan peran orang tua mereka. Yakni mendidik.Yang keempat penyediaan fasilitas untuk menyalurkan energi siswa. Contohnya menyediakan program ektra kurikuler bagi siswa.Pada usia remaja energi mereka tinggi, sehingga perlu disalurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan. Dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Ini sekolah membutuhkan prasarana dan sarana, seperti arena olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah belum memadai, malah cenderung kurang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mensubsidi lebih banyak lagi fasilitas olahraga dan seni. Dari segi hukum demikian juga.Pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksii hukum Berilah efek jerah pada siswa yang melakukan tawuran sehingga mereka akan berpikir seratus kali jika akan melakukan tawuran lagi.Karena bagaimanapun mereka adalah aset bangsa yang berharga dan harus terus dijaga untuk membangun bangsa ini. Perubahan sosial yang diakibatkan karena sering terjadinya tawuran, mengakibatkan norma-norma menjadi terabaikan. Selain itu,menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek hubungan social masyarakatnya.. Dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Masyarakat Indonesia”, Prof. Dr. Awan Mutakin, dkk berpendapat bahwa sistem sosial yang stabil ( equilibrium ) dan berkesinambungan ( kontinuitas ) senantiasa terpelihara apabila terdapat adanya pengawasan melalui dua macam mekanisme sosial dalam bentuk sosialisasi dan pengawasan sosial (kontrol sosial). Sosialisasi maksudnya adalah suatu proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri kepada adapt istiadat ( norma ) suatu kelompok yang ada dalam sistem social , sehingga lambat laun yang bersangkutan akan merasa menjadi bagian dari kelompok yang bersangkutan. Pengawasan sosial adalah, “ proses yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat, agar mematuhi norma dan nilai”. Pengertian tersebut dipertegas menjadi suatu pengendalian atau pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya. (Soekanto,1985:113).