Rabu, 15 Mei 2013

catatan lagi

Perbedaan perilaku anak ADHD dengan anak Gifted Perilaku Anak ADHD • Kurang perhatian pada semua situasi. • Mudah menyerah jika tidak ada hasilnya langsung. • Sulit menaati peraturan. • Sangat aktif dan memiliki perhatian yang acak atau random. • Tidak mampu menyelesaikan tugas yang diminatinya. • Sering kali tertinggal dalam membuat tugas. Perilaku Anak Cerdas Istimewa (gifted) • Kurang perhatian, mudah bosan, suka mengkhayal pada situasi yang spesifik. • Memiliki toleransi yang rendah pada tugas yang terlihat tidak relevan. • Sulit taat pada hal-hal yang tidak rasional dan banyak bertanya mengenai peraturan. • Memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, tetapi perhatiannya tetap fokus. • Mampu menyelesaikan tugas yang diminatinya. • Mampu menyelesaikan tugas dengan cepat. Autisma Apa itu Autisma? Istilah “autistic” berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya “self”. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan seseorang yang bersibuk diri dengan dunianya sehingga kelihatan tidak tertarik kepada orang lain. Anak dengan autisma memang seperti memiliki “dunia” sendiri. Gangguan yang terjadi pada fungsi otak membawa anak autistik mengalami masalah pada: interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan pola tingkah laku yang repetitif (berulang) serta minat yang sempit. Autisma merupakan gangguan perkembangan yang kompleks. Setiap anak autistik memiliki ciri-ciri berbeda. Sebagian anak dengan kondisi yang berat menunjukkan ciri yang menyolok, sementara yang lainnya hanya menunjukkan beberapa ciri yang tidak terlalu kentara. Sebagian anak membutuhkan penanganan individual dan tetap tergantung pada orang lain sampai dewasa, sementara yang lainnya bisa belajar di sekolah umum dan mampu mandiri. Rentang yang luas dari keadaan anak-anak penyandang autisma dikenal dengan sebutan “Autistic Spectrum Disorder” (ASD). Identifikasi karakteristik pada anak autistik bisa dilakukan dengan melihat ciri-ciri yang khas pada anak, antara lain: kesulitan dalam interaksi dengan orang lain, hambatan dalam berbicara dan berkomunikasi, tingkah laku yang berulang, gangguan perilaku agresif dan hiperaktivitas, kelekatan dengan benda-benda, gangguan sensori, dan perkembangan yang tidak seimbang pada masa tumbuh kembang. Mengapa Intervensi Dini Sangat Penting? Intervensi dini mencakup tindakan penanganan pada usia 0-3 tahun. Beberapa riset menunjukkan bahwa intervensi dini mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam mengurangi gejala-gejala spektrum autisma. Penelitian membuktikan perkembangan otak pada anak usia dini sangat fleksibel sehingga sangat mungkin menghasilkan kemajuan berarti yang mempengaruhi pengembangan kemampuan kognitif, komunikasi, dan interaksi sosial anak ke depan menjadi lebih baik. Disleksia Apa itu Disleksia? Kata disleksia berasal dari kata “dys” yang berarti gangguan atau ketidakmampuan, dan kata “lexis” yang menunjuk kepada kata-kata atau berbahasa. Dari asal katanya disleksia berarti gangguan/ketidakmampuan dalam berbahasa dan mengeja kata. Disleksia bukan disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar, kerusakan indera, atau kondisi lingkungan. Disleksia disebabkan karena adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang memengaruhi persepsi visual anak terhadap objek huruf, angka, atau kata. Anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, menyimak, dan berhitung. Disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik/khusus (specific learning disabilities). Fakta-fakta tentang disleksia menunjukkan bahwa satu dari lima pelajar atau 15-20 % anak usia sekolah dasar mengalami disleksia dengan variasi dalam tingkat keparahannya. Kebanyakan orang yang punya kemampuan membaca buruk, 70-80 % adalah “dyslexic”. Meski mengalami gangguan dalam belajar, anak dengan disleksia memiliki intelegensi normal, bahkan di atas rata-rata. Albert Einstein, Lee Kuan Yew, Tom Cruise adalah orang-orang dengan disleksia. Mengapa Intervensi Dini Sangat Penting? Disleksia adalah gangguan belajar yang bersifat menetap seumur hidup. Karena itu penanganan terhadap disleksia membutuhkan deteksi sejak awal terhadap gejala yang terjadi pada anak, yang kemudian diikuti dengan intervensi berupa metode-metode pengajaran yang kreatif termasuk penggunaan teknologi, agar anak dengan disleksia mampu mengejar “ketertinggalan”. Intervensi dini berarti kemudahan bagi anak untuk melanjutkan studinya. Intervensi khusus bisa diberikan melalui pendekatan konseling pada anak. APA ITU GANGGUAN BICARA DAN BAHASA? “SPEECH AND LANGUAGE DISORDER” Yang dimaksud dengan gangguan bicara dan bahasa adalah terjadinya gangguan atau keterlambatan pada anak dalam berbicara atau menggunakan bahasa di dalam kehidupan sehari-harinya. Anak mengalami keterlambatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan di usianya. Gangguan bicara dan bahasa berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut, seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan ini bisa dimulai dari bentuk yang paling sederhana, seperti bunyi suara yang ‘tidak normal’ (sengau atau serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk berbicara dan makan. Yang termasuk dalam gangguan wicara dan bahasa antara lain: gangguan perkembangan artikulasi, gangguan kelancaran berbicara (gagap), terlambat bicara dan bahasa, gangguan Dysphasia dan Aphasia (ketidakmampuan membentuk kata dan menangkap arti kata), gangguan disintegratif pada kanak-kanak, gangguan “Multisystem Development Disorder” (anak yang mengalami gangguan komunikasi, sosial, dan sensoris) Bagaimana Tanda Ketika Orangtua Harus Khawatir Dengan Perkembangan Bicara Dan Bahasa Anak? Orangtua harus waspada dan khawatir jika anak mengalami keterlambatan bicara yang berat dengan tanda-tanda sebagai berikut: - Sampai dengan usia 10 minggu, anak tidak mau tersenyum sosial. - Pada usia 3 bulan, anak tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban. - Pada usia 6 bulan, anak tidak mampu memalingkan mata dan kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau sampingnya. - Sampai dengan usia 8 bulan, anak tidak ada perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. - Pada usia 10 bulan, anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri. - Pada usia 15 bulan, anak tidak berbicara, tidak mengerti dan memberikan reaksi terhadap kata-kata jangan, dadah dan sebagainya. - Pada usia 18 bulan, anak tidak dapat menyebutkan 10 kata tunggal. - Sampai usia 20 bulan, anak tidak mengucapkan 3-4 kata. - Pada usia 21 bulan, anak tidak memberikan reaksi terhadap perintah (misal: duduk, kemari, berdiri). - Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh dan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 kata. - Setelah usia 24 bulan, anak hanya memiliki perbendaharaan kata yang sangat sedikit atau tidak memiliki kata-kata huruf z pada frase. - Pada usia 30 bulan, ucapan anak tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganya. - Pada usia 36 bulan, anak belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana, belum dapat bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana, dan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh orang di luar keluarganya. - Pada usia 3,5 tahun, anak selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (misalnya ‘ca’ untuk cat, ‘ba’ untuk ban, dan lain-lain). - Setelah usia 4 tahun, anak berbicara dengan tidak lancar (gagap). - Setelah usia 7 tahun, anak masih suka melakukan kesalahan dalam pengucapan. - Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas (sengau atau bindeng) yang nyata atau memiliki suara yang monoton tanpa berhenti, sangat keras, tidak dapat didengar, dan secara terus-menerus memperdengarkan suara serak. Metrotvnews.com: Ada beberapa gejala di Indonesia yang dianggap sebagai gangguan kesehatan. Padahal, anggapan itu hanyalah mitos. Demikian dikatakan Dokter Sonia Wibisono dalam Wide Shot Metro TV, Rabu (15/5). Sonia lebih menyarankan masyarakat menonton acara-acara yang membahas dunia kesehatan. Sehingga, masyarakat dapat membedakan mitos dan fakta terkait kesehatan. Masyarakat pun menjadi sadar akan pentingnya menerapkan kesehatan. Berikut sejumlah mitos kesehatan yang beredar di masyarakat: * Tangan berkeringat gejala sakit jantung? MITOS. Tangan berkeringat bukan gejala penyakit jantung. Ciri penyakit jantung yaitu dada sesak serasa ditekan. Saat banyak beraktivitas, seperti naik turun tangga, napas menjadi sesak. Bila tangan berkeringat, itu akibat kondisi saraf yang terlampau sensitif atau hipersensitif. Selain itu, orang yang tangannya berkeringat lebih gampang berdebar-debar. Biasanya, tangan berkeringat saat seseorang sedang gugup. Ada pula penyakit lain, hypertiroid. Tangannya berkeringat dan bergetar, tubuhnya kurus, dan mudah deg-degan. Itu terjadi akibat pacuan metabolisme tubuh manusia lebih tinggi terhadap infeksi, tumor, atau kanker. Penderitanya harusnya memeriksakan kesehatan ke dokter dan melakukan check-up teratur sejak usia 30 tahun. * Kerokan dapat menyembuhkan masuk angin? MITOS. Kerokan berujung pada ketagihan. Kerokan sangat berbahaya karena akan membuka pori-pori dan menyebabkan luka di kulit. Pori-pori yang sudah terbuka dan rusak akan menjadi lebih gampang untuk masuk angin lagi. Kedokteran di luar negeri tak mengenal istilah masuk angin, tapi kedinginan. Pada saat dingin, daya tahan tubuh menurun. Berbagai infeksi berpotensi terjadi. Kerokan malah memudahkan seseorang mengalami kondisi tersebut. Bila masuk angin, pijat saja. Di dunia belahan timur, pijatan dipercaya dapat melancarkan aliran daerah, termasuk untuk para bayi. Jadi, dokter menganjurkan pijatan untuk menangani masalah tersebut. * Berselimut tebal dapat menurunkan demam? MITOS. Dulu, orang-orang menyelimuti diri mereka agar berkeringat dan suhu panas saat demam pun turun. Namun penelitian terbaru menyebutkan orang yang sedang demam tak baik mengenakan selimut tebal. Sebab, racun atau infeksi sulit keluar dari tubuh. Memakai selimut tebal dikhawatirkan dapat membuat organ-organ tubuh meradang. Jadi saat demam, jangan selimuti tubuh Anda. Minumlah obat. Beristirahatlah di kamar dengan suhu sedang, artinya tak terlalu dingin atau panas. * Tangan kaki sering kesemutan gejala stroke? MITOS. Kondisi kesemutan lama dan terus menerus belum tentu gejala stroke. Itu bisa saja ada gangguan pada saraf tepi. Salah satu gejala stroke itu adalah lumpuh setengah badan dan bicaranya tidak jelas alias pelo. * Lebam di bagian tubuh karena dijilat setan? MITOS. Lebam biasanya terjadi karena ada pembuluh darah yang pecah. Mungkin, gangguan pendarahan atau pembekuan darah. Jadi sebaiknya cek ke dokter mengenai pembekuan darah dan pembuluh darah. * Naik sepeda motor malam-malam sebabkan paru-paru basah? MITOS. Kamus kedokteran tak mengenal istilah paru-paru basah. Kondisi itu terjadi akibat radang pada bronkitis, namun belum menyerang avelus. Itu terjadi akibat batuk pilek terus menerus dan tak diobati atau kebiasaan merokok. Paru-paru basah bukan terjadi karena naik motor malam-malam. Mungkin, mengendarai sepeda motor dapat membuat tubuh merasa dingin dan menurunkan daya tahan tubuh, terutama jika tidak mengenakan jaket. * Pada saat datang bulan tidak boleh makan ketimun? MITOS. Tidak ada hubungannya antara makanan dengan datang bulan. Tidak ada pantangan makanan saat datang bulan. Malah perempuan yang sedang menstruasi dianjurkan makan makanan mengandung zat besi. * Jika ingin anak laki-laki banyak makan daging saat hamil, tapi jika ingin anak perempuan banyak makan sayur? MITOS. Tidak ada yang memastikan jenis kelamin anak selain Tuhan atau selain bayi tabung. Sebab, pemilihan jenis kelamin bayi tabung dapat dilakukan. Memang, ada penelitian yang mengatakan bahwa kalau ingin anak laki-laki, organ intim wanita harusnya dalam kondisi basah atau alkalin. Sehingga sperma berkromosom Y atau XY menyukainya dan menghasilkan anak laki-laki. Kondisi itu didapat dengan mengonsumsi daging. Namun, itu tak terlalu terbukti. * Gigit Handuk menguatkan gigi? MITOS. Anda tidak perlu mengutkan gigi dengan menggigit handuk. Anda cukup menggosok gigi dengan teratur. * Tidur siang menyebabkan gemuk? MITOS. Namun Anda akan gemuk bila banyak makan dan kurang beraktivitas. * Minum air es bisa membuat gemuk? MITOS. Justru, minum air dingin lebih banyak membakar kalori ketimbang air biasa. Tapi, minum air dingin dapat meningkatkan nafsu makan sehingga berisiko gemuk. * Makan biji jambu sebabkan usus buntu? MITOS. Hingga kini, belum ditemukan penyebab usus buntu. (Lesi Setiawati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar