Rabu, 15 Desember 2010

Baik Buat Jantung, Baik Pula Buat Otak

INILAH.COM, Jakarta - Gaya hidup jantung sehat juga dapat mencegah penyakit Alzheimer. Studi terbaru menunjukkan bahwa meningkatkan kadar kolesterol 'baik' dapat membantu mencegah gangguan otak pada orang tua.

Penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Neurology, edisi Desember, menemukan fakta bahwa orang yang memiliki tingkat rendah high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol 'baik' memiliki risiko 60% lebih besar terkena penyakit Alzheimer setelah usia 65, daripada orang yang memiliki HDL tingkat tinggi.

Kolesterol adalah zat lilin yang terdiri dari kolesterol 'baik dan buruk' serta trigliserida dalam aliran darah. Lebih dari 50% penduduk AS memiliki kolesterol 'buruk' tingkat tinggi, menurut penelitian ini.

"Studi kami menunjukkan bahwa kolesterol baik (HDL) tinggi berkaitan dengan risiko lebih rendah untuk penyakit Alzheimer," kata Dr Christiane Reitz, penulis studi. "Cara untuk meningkatkan tingkat HDL termasuk kehilangan berat (jika kelebihan berat badan), latihan aerobik, dan diet yang sehat."

Dengan memperlakukan masalah dengan kadar kolesterol, "kita dapat menurunkan kejadian penyakit Alzheimer dalam populasi," kata Reitz.

"Beberapa obat, seperti statin, fibrate dan niasin, yang digunakan untuk menurunkan kolesterol 'buruk' juga menaikkan kolesterol 'baik'," kata Reitz, asisten profesor neurologi di Universitas Columbia Taub Institut untuk Penelitian Kasus Alzheimer, di New York City.

Lebih dari lima juta orang Amerika menderita penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia, dan angka itu bisa naik tiga kali lipat pada 2050, menurut pejabat kesehatan.

US National Institutes of Health melaporkan bahwa sekitar 5% orang Amerika antara usia 65-74 memiliki serangan awal penyakit Alzheimer. Pada usia 85, hampir 50% dari populasi berkembang penyakit ini, menurut badan tersebut.

Pada awal Alzheimer, suatu bentuk yang jarang dari penyakit ini, dimulai pada usia menengah dan terjadi dalam keluarga. Serangan akhir Alzheimer memiliki komponen genetik dipengaruhi faktor gaya hidup, menurut badan tersebut. Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer, tetapi beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala untuk sementara waktu, menurut para ahli.

"Namun, orang bisa mengurangi risiko dengan mengurangi asupan berbagai lemak dan meningkatkan lemak tak jenuh tunggal yang menjaga kolesterol 'baik' tetap tinggi dan kolesterol 'buruk' rendah," kata Reitz.

Ia mencatat bahwa minum alkohol dalam jumlah moderat juga membantu. Makanan berkadar lemak tak jenuh tunggal tinggi adalah minyak sayur, alpukat, selai kacang dan kacang-kacangan, serta mengandung banyak biji-bijian.

Sebanyak 1.130 peserta penelitian diambil sampelnya secara acak dari penerima Medicare di New York City. Para peserta disaring untuk penyakit Alzheimer, dan orang-orang dengan gejala Alzheimer dikeluarkan. Skrining untuk penelitian dimulai pada 1999 dan tindak lanjut dilakukan setiap 18 bulan sampai data dianalisis pada 2010.

Peserta juga menjalani tes pengukuran fungsi mental, seperti memori, pemrosesan bahasa, orientasi visual-spasial dan fungsi eksekutif. Fungsi Eksekutif memungkinkan orang untuk memahami instruksi dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Selama penelitian, 101 kasus penyakit Alzheimer berhasil diidentifikasi pada peserta dengan usia rata-rata 83 tahun.

Salah satu kelemahan dari studi ini adalah bahwa penelitian dilakukan di antara penduduk lansia dari komunitas perkotaan dengan prevalensi faktor risiko tinggi, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Temuan mungkin tidak berlaku untuk populasi kaum muda sehat.

Seorang pakar penyakit, Catherine M. Roe dari Washington University di St Louis, mengatakan hal itu sudah diketahui kolesterol 'baik' bermanfaat bagi jantung. Nmun studi ini menunjukkan "alasan tambahan untuk memastikan kita hidup dengan gaya hidup sehat."

"Hasil ini penting karena mereka berpendapat bahwa peningkatan kolesterol HDL juga dapat membantu mencegah penyakit Alzheimer," kata Roe, asisten peneliti profesor di sekolah Knight Alzheimer's Disease Research Center.

Penelitian ini kuat karena menggunakan sampel acak besar pada orang tua, tambah Roe. Namun ia memperingatkan bahwa hasil penelitian ini perlu diduplikasi.

Namun, "karena penulis tidak menemukan efek kolesterol HDL dalam studi mereka sebelumnya, yang serupa, saya pikir kita harus berhati-hati tentang hasilnya, sampai mereka juga menunjukkan dalam sampel lainnya," kata Roe.

Selain menyantap makanan sehat, berolahraga dan kehilangan berat badan seperti yang direkomendasikan oleh Reitz, Roe mengatakan bahwa berhenti merokok bisa membantu orang meningkatkan kadar kolesterol 'baik'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar